KI AGENG SURYOMENTARAM (Kawruh Bejo)
hay sobat Daras Filsafat, kali ini kita akan membahas sesuatu yang pasti diinginkan oleh semua orang yang ada di Dunia yakni kebahagiaan, ada banyak tokoh Filsuf Dunia yang membahas ini termasuk Filsuf kekinian yakni Mark Manson dengan bukunya yang bernama (Sebuah Seni Untuk Bersikap Bodo Amat) dan ada pula Filsuf jawa yang terkenal dengan Karyanya ( Kawruh Bejo) yang mengkaji tentang kebahagiaan.
Kawruh Bejo dalam bahasa Indonesia yang memiliki arti mengetahui tentang keberuntungan, manusia akan sangat senang bila di dalam hidupnya selalu menemukan keberuntungan, namun di dalam realitanya keberuntungan tidak terjadi setiap saat dan hanya orang tertentu yang bisa bersyukur terkait mengenai ketidak keberuntungan. Dan di dalam buku yang ditulis oleh Ki Ageng Suryomentaram terkait tentang kebahagiaan yang sebenarnya dapat diperoleh oleh siapapun, dari sini kita akan membahas konsep kebahagiaan Ki Ageng Suryomentaram. sebelum melanjutkan pembahasan kali ini jangan lupa tersenyum.
Ki Ageng Suryomentaram lahir pada 20 Mei 1892, beliau merupakan Putra Sri Sultan Hamengku Buwono VII sebagai anak ke-55. sebagai seorang pangeran Ki Ageng Suryomentaram kehidupannya terjamin termasuk di Dunia pendidikan, Ki Ageng Suryomentaram merupakan teman Ki Hajar Dewantara yang dimana sering berdiskusi terkait kemerdekaan Indonesia, Dunia Pendidikan Rakyat Indonesia dan termasuk kebahagiaan itu sendiri. Beda dengan Pangeran lain Ki Ageng Suryomentaram tidak menyukai ilmu perang melainkan lebih tertarik dengan ilmu pengetahuan termasuk Filsafat, sehingga melahirkan beberapa karya yang salah satunya membahas mengenai konsep kebahagiaan.
Keinginan manusia dibagi menjadi 3 kategori
Semat,Keinginan manusia berupa material
Drajat,Keinginan untuk diakui oleh orang lain
Kramat, Keinginan atas kekuasaan atau ditakuti oleh orang lain
Keinginan pada manusia merupakan suatu hal yang biasa, setiap manusia memiliki keinginan dan itu sangat normal, namun keinginan sendiri memiliki dua masalah
ketika keinginan kita tidak terpenuhi, ketika ini terjadi kita pasti akan kecewa, marah dan lain-lain.
keinginan mengendalikan kita, seharusnya keinginan itu kita yang mengontrol hingga kemungkinan kekecewaan yang kita hadapi dapat ditanggulangi,.
Dari dua masalah diatas kita tahu bahwa kita tau masalah yang kemungkinan terjadi, namun dari keinginan yang seharusnya dapat membuat kita bahagia malah menyerang kita, bukan kebahagiaan melainkan justru penderitaan. Seseorang yang memiliki masalah keuangan akan melakukan apapun untuk mendapatkan uang, walau dengan cara Halal Haram, ketika kita tidak mempunyai uang namun keinginan kita untuk membeli barang yang kita inginkan akan kita perjuangkan agar barang tersebut berada di tangan kita, dengan cara hutang yang nantinya akan membuat kita bingung bagaimana cara kita untuk melunasi hutang tersebut, kita akan bahagia karena barang yang kita ingin berada di tangan kita, namun masalah baru akan timbul ketika si pemilik uang meminta uangnya kembali. Dari sini keinginan sudah menguasai kita hingga kita lepas kendali dalam mengontrol sebuah keinginan.
Dalam mengendalikan keinginan Ki Ageng Suryomentaram memiliki teori yang dinamainya 6 sa. (Yakni hidup itu Sebutuhnya, seperlunya, secukupnya, sebenarnya, semestinya, dan senyamannya).
nah diri sini kita tahu untuk hidup kita harus tau sebelum memilih barang dan memutuskan sesuatu kita harus tau ini apa yang sebenarnya kita butuhkan yang pastinya akan bermanfaat untuk kita, cukup terhadap dan puas kepada barang atau benda yang kita punya, kita dapat membelinya ketika kita benar-benar perlu terhadap barang tersebut, hingga ketika kita memilikinya tidak ada rasa sia-sia yang akhirnya membuat kita lebih puas. namun terkadang kita bingung dengan ukuran kepuasan terkait sesuatu yang kita butuhkan, sehingga kita sering lalai dan memilih yang hanya menurut kita harus dipenuhi tanpa mempertimbangkan sebelumnya. kita bingun dengan siapa, apa yang membuat kita nyaman sehingga harus kita miliki, yang ujungnya kita mengusahakan sesuatu yang sebenarnya tidak terlalu kita butuhkan.
Berikutnya kita harus sadar kita itu hidup disaat ini.
Jadi jangan memikirkan sesuatu yang sudah berlalu, yang sudah lewat hanya dapat kita evaluasi agar kemudian hari tidak terulangi kembali, semakin baik di setiap harinya, tanpa memikirkan hal-hal yang sudah lewat yang akan membuat kita terpuruk, akan sedikit sulit melupakan hari yang sudah berlalu namun berusaha semakin baik tidak akan pernah salah untuk kita lakukan, kebanyakan orang hanya memikirkan hal yang salah yang kita lakukan di kemarin hari, dan kita lupa hawa ada hari esok yang tak mungkin terjadi esok hanyinya kecuali kita sendiri yang menjadikan hal itu menjadi nyata. Masa lalu gak mungkin kita rubah yang dapat kita lakukan merancang masa depan dengan sedemikian rupa, mungkin akan ada kendala namun kendala itu suatu hal terkecil yang akan menjadi besar jika kita hanya memikirkan masalah itu terjadi. contohnya ketika kita ingin bangun pagi karena ada acara yang sangat spesial untuk kita, hingga kita tidak tidur karena memikirkan acara yang terjadi esok, hal ini akan membuat kita mengantuk yang seharusnya membuat kita fit dan fokus dengan acara, malah karena tidak tidur kita lelah dan acara akan tidak maksimal.
Berikutnya Jangan Emosi.
Ini yang sangat sulit dilakukan oleh siapapun untuk menahan emosi yang kita alami. puncak dari buku Kawruh Bejo Ki Ageng Suryomentaram adalah menahan kita dari emosi, ketika manusia ( meruhi gagasane dewe) ketika manusia sudah bisa memisahkan antara hidup, dirinya dan perasaan,apa yang kita rasakan senang, susah itu hanya perasaan kita dan dapat kita kendalikan, hal ini yang terpisah dari diri kita. contoh saja apakah hanya orang kaya yang bisa bahagia dan yang miskin dilarang untuk bersedih kan nggak, siapapun akan merasakan hal serupa tanpa terkecuali, namun tinggal kita bagaimana cara kita mengontrol agar tidak emosi. Harus kita sadari bahwa keberuntungan dan kebahagiaan itu datang silih berganti, jadi tidak sewaktu-waktu ada, jadi ya slow lah. jangan menggantungkan diri kepada kepada nasib, ya kalau kita dalam kesusahan ya kita cari sumber apa yang membuat kita susah, lalu hadapi jangan hanya dipikirkan tanpa di hadapi. seperti halnya sebuah permainan yang harus kita selesaikan agar kita dapat lanjut di babak berikutnya hingga kita benar-benar menang.
Nah terakhir ini di ajaran Ki Ageng Suryomentaram kebahagiaan itu Objektif atau Subjektif, ya menurut ku ya dua duanya, setiap permasalahan orang pasti tidak akan sama, dan cara penyelesaiannya juga pasti berbeda tidak akan sama, tergantung kita yang menjalani, kadang kita dinasehati bukannya kita menerapkan nasehat itu malah kita semakin memikirkan masalah yang menimpa kita, benar atau nggak apa yang di katakan Devika apa itu salah, hanya dipikirkan bahkan kita gak punya cara untuk menyelesaikan masalah itu.
Mungkin itu yang dapat saya rangkum sedikit mengenai buku Kawruh Bejo Ki Ageng Suryomentaram, banyak yang masih harus kita pikirkan terkait kebahagiaan, karena hal ini tergantung orang masing-masing yang menjalankan hidup selayaknya manusia yang berfikir.
By : Ainun Najib
Sumber Buku KI AGENG SURYOMENTARAM (Kawruh Bejo)
0 Komentar